QRIS – Bank Indonesia (BI) baru-baru ini mengungkapkan pandangannya tentang dampak dari penggunaan sistem pembayaran berbasis QR (Quick Response) Code Indonesian Standard (QRIS) terhadap peredaran uang tunai di Indonesia. Menurut BI, penggunaan QRIS yang semakin luas di masyarakat bisa mempengaruhi eksistensi uang tunai dalam beberapa tahun mendatang. Bahkan, BI menyatakan bahwa jika adopsi QRIS terus berkembang, uang tunai bisa menjadi kurang relevan atau bahkan “tak laku” di masa depan.
QRIS, menurut portal media patih88 telah diterapkan sejak 2019, merupakan sistem pembayaran digital yang memungkinkan transaksi dilakukan melalui pemindai QR code. Sistem ini dirancang untuk mempermudah transaksi tanpa perlu menggunakan kartu debit atau kredit. Dengan hanya menggunakan ponsel pintar, masyarakat bisa melakukan pembayaran di berbagai merchant, baik itu toko, restoran, atau bahkan untuk pembayaran transportasi.
Dampak QRIS terhadap Uang Tunai dan Perilaku Masyarakat
Bank Indonesia melihat bahwa transaksi digital melalui QRIS sangat memungkinkan untuk menggantikan kebutuhan akan uang tunai. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungan masyarakat yang semakin familiar dengan transaksi non-tunai, terutama di kalangan generasi muda dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). QRIS, dengan kemudahan dan kecepatan yang ditawarkannya, mendorong masyarakat untuk beralih dari uang tunai ke metode pembayaran digital.
Selain itu, adopsi QRIS yang luas juga didorong oleh faktor keamanan. Berbeda dengan uang tunai yang rawan hilang atau dicuri, transaksi digital melalui QRIS memberikan tingkat keamanan yang lebih tinggi, karena transaksi tercatat secara elektronik dan dapat dipantau dengan mudah. Hal ini juga memudahkan pengguna dalam melakukan pelacakan pengeluaran.
Baca Juga : Negara-Negara Terkenal dengan Produksi Kopi Robusta
Namun, meskipun di masa depan QRIS berpotensi mengurangi ketergantungan pada uang tunai, BI menegaskan bahwa peran uang tunai tetap penting dalam ekosistem ekonomi Indonesia. Uang tunai masih memiliki fungsi utama sebagai alat pembayaran yang sah, dan untuk beberapa lapisan masyarakat yang belum sepenuhnya terjangkau teknologi digital, uang tunai tetap menjadi pilihan utama.
Masa Depan Uang Tunai di Era Digital
Meski demikian, BI mengingatkan bahwa adopsi QRIS yang semakin cepat dapat mendorong perubahan dalam pola transaksi masyarakat. Dengan kecepatan perkembangan teknologi dan dorongan pemerintah untuk meningkatkan inklusi keuangan digital, bukan tidak mungkin jika di masa depan uang tunai akan semakin jarang digunakan. Hal ini tentu menandakan perubahan signifikan dalam dunia pembayaran dan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.